tips merawat sayuran hidroponik
Dalam
melakukan perawatan dan pemeliharaan, kita harus sabar dan rajin karena
dilakukan secara intensif dan terdiri dari berbagai kegiatan. Adapun tahapan
perawatan ialah berikut ini:
1. Pemberian larutan nutrisi
Nutrisi
ini harus diberikan setiap hari untuk memacu pertumbuhan dan produktivitas
sayuran yang optimal. Nutrisi yang dimaksud adalah nutrisi A dan B, dimana
perbandingannya 1:1 atau juga bisa menggunakan PPM. PPM adalah singkatan dari
part per million, yakni salah satu satuan konsentrasi untuk menyatakan suatu
zat dalam larutan yang sangat kecil dengan perbandingan 1: 1000.000 (sejuta).
Satuan ppm (part per milion) sangat familiar di kalangan petani, baik di petani
hidroponik, aquaponik ataupun petani lahan terbuka untuk membuat nutrisi atau
pupuk cair dengan konsentrasi yang sesuai. Pemberian nutrisi pada tanaman juga
berbeda-beda tergantung pada waktu tumbuh tanaman:
• Kategori sayuran:
• Pada tanaman kangkung:
2. Tanaman yang sudah dipindah dan berumur
2 minggu diberikan nutrisi sekitar 700 ppm.
5. Saat berusia 3 minggu (21 hari pertama)
diberikan nutrisi 900 ppm
8. Saat berusia 4-5 minggu (28 hari
pertama) 1200 ppm
11. Saat berusia 6-10 minggu 1300 ppm
• Pada tanaman sawi:
2. Tanaman yang sudah berumur 2 minggu diberikan
nutrisi sekitar 700 ppm.
5. Saat berusia 3 minggu (21 hari pertama)
diberikan nutrisi 900 ppm
8. Saat berusia 4-5 minggu (28 hari
pertama) 1200 ppm
• Pada tanaman seledri:
2. Tambahkan nutrisi siap pakai yang
disesuaikan dengan umur tanaman seledri. Umumnya, seledri yang berumur 1-14 HST
berikan 1200 ppm.
5. Sementara, jika umurnya 15-28 HST
berikan 1500 ppm.
8. Apabila tanaman seledri hidroponik
sudah berumur 29 hari dan hampir memasuki masa panen, berikanlah nutrisi
sebanyak 1680 ppm. BIla mendekati 1700 ppm tidak masalah.
11. Agar khasiatnya lebih efektif, Anda bisa
melakukan sirkulasi nutrisi tersebut dengan menggunakan pompa air.
14. Lakukanlah pemantauan setiap harinya,
misal pada pagi atau sore hari.
• Pada tanaman kailan:
2. Tanaman yang berumur 2 minggu diberikan
nutrisi sekitar 700 ppm.
5. Saat berusia 3 minggu (21 hari pertama)
diberikan nutrisi 900 ppm
8. Saat berusia 4-5 minggu (28 hari
pertama) 1200 ppm
11. Saat berusia 6-10 minggu 1300 ppm
• Pada tanaman pakcoy:
6. Tanaman yang sudah dipindah dan berumur
2 minggu diberikan nutrisi sekitar 800 ppm.
9. Saat berusia 3 minggu (21 hari pertama)
diberikan nutrisi 1000 ppm
12. Saat berusia 4 minggu (28 hari pertama)
1200 ppm
15. Saat berusia 5 minggu (35 hari
pertama) 1400 ppm
• Pada tanaman selada:
2. Tanaman yang berumur 2-3 minggu
diberikan nutrisi sekitar 700 ppm.
5. Saat berusia 4-8 minggu diberikan
nutrisi 840 ppm
• Kategori buah-buahan
• Pada buah melon:
2. Tanaman yang sudah dipindah dan berumur
2 minggu, diberikan nutrisi sekitar 800 ppm.
5. Ketika tanaman sudah berumur 2 minggu
lebih dan bunga mulai muncul, pemberian nutrisi sekitar 1000 ppm.
8. Setelah tanaman melon berbunga, beri
nutrisi sekitar 1200 ppm.
11. Setelah tanaman mulai tumbuh buah,
pemberian nutrisi sebanyak 1500 ppm.
14. Setelah buah mulai membentuk bagian
jaring-jaring, berikan nutrisi sebanyak 1800 ppm.
• Pada buah stroberi:
2. Tanaman yang berumur 2 minggu diberikan
nutrisi sekitar 700 ppm.
5. Saat berusia 3 minggu (21 hari pertama)
diberikan nutrisi 900 ppm
8. Saat berusia 4 minggu (28 hari pertama)
1200 ppm
11. Saat berusia 5-14 minggu 1400 ppm
• Kategori buah sayuran:
• Pada tanaman Cabai:
2. Tanaman yang sudah dipindah dan berumur
2 minggu diberikan nutrisi sekitar 700 ppm.
5. Saat berusia 3 minggu (21 hari pertama)
diberikan nutrisi 900 ppm
8. Saat berusia 4 minggu (28 hari pertama)
1200 ppm
11. Saat berusia 5-12 minggu 1400 ppm
• Pada tanaman timun:
2. Tanaman yang sudah dipindah dan berumur
2 minggu diberikan nutrisi sekitar 700 ppm.
5. Saat berusia 3 minggu (21 hari pertama)
diberikan nutrisi 900 ppm
8. Saat berusia 4 minggu (28 hari pertama)
1200 ppm
11. Saat berusia 5 minggu 1400 ppm
14. Saat berusia 6-10 minggu 1600 ppm
• Pada tanaman tomat:
1.
Tanaman yang sudah
dipindah dan berumur 2 minggu diberikan nutrisi sekitar 700 ppm.
2.
Saat berusia 3 minggu (21
hari pertama) diberikan nutrisi 900 ppm
3.
Saat berusia 4-6 minggu
1200 ppm
4.
Saat berusia 7-8 minggu
1400 ppm
5.
Saat berusia 9 minggu
1600 ppm
6.
Saat berusia 10 minggu
1800 ppm
7.
Saat berusia 11 minggu
2000 ppm
8.
Saat berusia 12 minggu
2400 ppm
9.
Saat berusia 13 minggu
3000 ppm
10.
Saat berusia 14-15 minggu
3200 ppm
11.
Sanitasi (kesehatan)
Sanitasi
lingkungan juga amat penting diperhatikan. Mengapa? karena hal ini akan
membantu tanaman terhindar dari serangan hama dan penyakit
3.
4. Penanggulangan hama dan penyakit
5.
Penanggulangan
hama dan penyakit dengan cara menyemprotkan cairan pestisida dan fungisida
secara teratur. Penyemprotan ini dilakukan minimal setiap satu minggu sekali
dan kamu bisa menghentikan penyemprotan saat sayuran akan mulai dipanen. Kita
perlu memastikan bahwa tanaman terhindari dari organisme merugikan yang disebut
sebagai Organisme Pengganggu Tanaman (OPT) atau Hama.
4.
5. Pemeriksaan kondisi tanaman setiap hari
6.
Tahap
terakhir dalam perawatan adalah memeriksa kondisi tanaman setiap hari. Supaya
kamu bisa mendapatkan hasil yang maksimal, kamu harus sering memeriksa kondisi
tanaman setiap hari agar bisa sigap jika ditemukan infeksi hama, penyakit pada
tanaman, atau misalnya terjadi kendala teknis dalam sistem NFT.
Mengenal
Hama pada Tanaman
Hama
yang paling umum ditemukan pada bayam adalah:
•
• Hama Ulat pada Tanaman Bayam
•
Mereka
akan membuat lubang dan merusak permukaan daun bayam sehingga bayam yang
dilubangi akan mengalami kerusakan. Hama ulat ini biasanya akan menyerang di
waktu malam dan siang hari.
Cara
pengendaliannya adalah yakni tangkap dan matikan. Akan tetapi, bila serangan
terjadi dalam skala besar, gunakanlah insektisida secara rutin sebanyak 1 minggu
sekali
• Hama Serangga pada Tanaman Bayam
•
Hama
ini menyebabkan daun menjadi bergaris dan rusak karena hama serangga berkembang
biak atau bertelur di sekitar daun atau sayuran.
Jika
daun sudah terlanjur terserang oleh hama, lebih baik buang atau hilangkan
daunnya, untuk pencegahan daun terserang serangga dapat dilakukan penyemprotan
rutin dengan menggunakan obat pemberantas hama.
• Penyakit Jamur
Jamur
adalah jenis penyakit yang akan menyebabkan tanaman menjadi layu, akar
membusuk, dan daun menguning serta sobek. Cara mencegah atau memberantas
penyakit jamur adalah dengan cara mengganti media tanam dengan yang baru,
singkirkan tanaman yang sudah terlanjur terkena jamur dan telah mati, dan
lakukan penyemprotan secara rutin menggunakan obat semprot jamur.
• Hama Semut
Akibat
dari semut ini, tanaman hidroponik menjadi tidak tumbuh normal, mudah layu,
daun menjadi kuning, dan rontok. Cara memberantas jenis hama ini adalah dengan
membersihkan tanaman dari semut jika tanaman masih tertolong, tapi jika tanaman
sudah rusak dan layu lebih baik dicabut agar tidak menjalar ke tanaman yang
masih normal. Jangan lupa semprot dengan obat hama agar semut enggan datang ke
tanaman.
Akan
tetapi, untuk hama secara umum, terdapat hama-hama pada menyerang tanaman
hidroponik secara umum lainnya yaitu
• Ulat perusak daun (Crocidolomia
binotalis) Ulat ini bisa merusak dan memakan daun muda dari tanaman hidroponik
kita. Gejala yang bisa diamati adalah bekas gigitan yang membuat daun berlubang
seperti teranyam. Kerusakan biasanya dimulai dari permukaan daun sebelah bawah.
Serangan berat biasanya terlihat tulang daun saja.
• Ulat tritip (Plutella maculipennis)
Daun yang digigit oleh ulat tritip seringkali menyisakan bekas kerancang putih.
Jika dilihat lebih dekat, kerancang tersebut ternyata adalah kulit ari daun
yang tersisa setelah dagingnya dimakan ulat. Selanjutnya, daun akan menjadi
berlubang.
• Siput Daun yang dimakan siput akan
tampak berlubang tetapi tidak rata. Sering pula dijumpai adanya alur-alur bekas
lendir pada sayuran. Namun, serangan hama yang satu ini cukup jarang terjadi.
• Ulat (Thepa javanica) Hama ini biasa
meninggalkan banyak lubang pada daun dan lubangnya bergerombol.
• Ulat tanah (Agrotis ipsilon) Bagian
pangkal batang yang diserang ulat ini akan terpotong hingga roboh, bahkan mati.
Kemudian,
untuk penyakit pada tanaman hidroponik secara umum adalah:
Serangan
penyakit
• Akar bengkak
•
Gejala
penyakit ini adalah pembengkakan pada pangkal batang dari akar yang terinfeksi.
Penyebaranya melalui air, peralatan, dan bibit tanaman.
• Bercak daun Penyakit ini lebih banyak
terjadi pada daun-daun tua.
•
Secara
tampilan, akan terdapat bercak-bercak berbentuk bulatan konsentris kecil
berwarna abu-abu gelap yang meluas menjadi bercak bulat.
• Busuk basah Pada awalnya akan terjadi
bercak basah dan lunak.
Kemudian
bercak membesar dan membusuk. Jaringan yang membusuk punya bau yang khas.
Serangan ini dapat terjadi di tempat penyimpanan dan pengangkutan, tetapi bisa
ditangani dengan pemanenan secara hati-hati
• Embun upas Gejalanya biasa timbul di
pembibitan.
Pada
penyakit ini, akan terlihat jaringan di tulang-tulang daun yang menguning,
mirip dengan kasus kekurangan unsur hara. Bagian yang menguning lama-kelamaan
berubah menjadi kecoklatan. Jika daunnya dibalik, akan terdapat permukaan
kapang abu-abu.
• Rebah semai Penyakit ini pada umumnya
menyerang bibit.
Serangannya
ditandai dengan bibit menjadi busuk sebelum tumbuh, bibit yang sudah tumbuh
pangkalnya mendadak busuk sehingga roboh, hingga bibit tumbuh tapi kerdil.
Sementara serangan pada tanaman dewasa akan menyebabkan akarnya busuk.
• Busuk daun Jika melihat ada bercak
basah tak beraturan pada daun dan batang, bisa jadi itu karena penyakit busuk
daun. Jika dibiarkan, kondisi ini akan membuat seluruh tanaman menjadi buruk.
Untuk menanggulanginya perlu dilakukan pengaturan jarak tanam agar kelembaban
berkurang dan melakukan pergiliran jenis sayuran lain untuk memutuskan daur
hidupnya.
• Virus mosaik Akibat penyakit ini,
sayuran bisa menjadi kerdil dan daunnya tampak kering tidak beraturan. Untuk
menanggulanginya perlu digunakan bibit bebas virus.
Penyemprotan
ini dilakukan minimal setiap satu minggu sekali dan kamu bisa menghentikan
penyemprotan saat sayuran akan mulai dipanen. Kita perlu memastikan bahwa
tanaman terhindari dari organisme merugikan yang disebut sebagai Organisme
Pengganggu Tanaman (OPT) atau Hama. OPT
Hama
yang paling umum ditemukan pada bayam adalah:
• Hama Ulat. Ulat, tubuhnya bisa
mencapai ukuran 4-5cm. Ulat ini membuat lubang pada daun, bunga dan buah. Daun
yang dilubangi akan mengalami infeksi dan membusuk.
Cara
mengendalikan hama ulat buah ini adalah yakni tangkap dan matikan. Akan tetapi,
bila serangan terjadi dalam skala besar, gunakanlah insektisida secara rutin
sebanyak 1 minggu sekali
• Hama Kutu Daun Hijau. Kutu daun hijau
merupakan vektor pembawa virus. Daun yang terserang kutu hijau akan menjadi
keriting dan kerdil serta melengkung ke bawah atau menjadi rapuh.
Cara
mengendalikan kutu daun hijau bisa dengan tiga cara yakni memakai mulsa perak,
memakai insektisida, dan cara alaminya dengan mendatangkan predator seperti
Coleoptera, Harmonia arcuata, dan dari ordo Diptera.
• Ketiga, Hama Lalat Putih. Lalat putih
memiliki ciri berwarna putih, permukaan tubuhnya dilapisi tepung putih dan
menyerang tanaman hidroponik sehingga membuat tanaman terlihat terselubungi
tepung putih. Jika disentuh, tepung putih tersebut akan berhamburan.
Pertumbuhan tanaman pun menjadi
terhambat dan kerdil, daun akan mengecil dan menggulung ke atas.
Cara
mengendalikan dilakukan dengan eradikasi atau pemusnahan dengan cara mengambil
daun yang terinfeksi dan mematikan hamanya, atau dengan cara memakai berupa
pemakaian insektisida.
• Hama Lalat Buah. Lalat buah
menyebabkan tanaman hidroponik menjadi busuk dan bila dibuka terdapat belatung.
Cara
mengendalikan dapat dilakukan dengan dua cara, yakni pengolahan tanah dan
membuat perangkap. Cara mengolah tanah tersebut dilakukan dengan dicangkul atau
dibajak, kemudian dibiarkan terkena sinar matahari selama beberapa hari hingga
papua lalat mati. Atau bisa juga dengan membuat perangkap berupa yellow trap,
yakni menggunakan botol bekas yang di cat kuning lalu diselimuti lem serangga
di bagian luar. Dengan warna yang mencolok, serangga akan tertarik dan
terperangkap
• Penyakit Jamur. Jamur adalah jenis
penyakit yang akan menyebabkan tanaman menjadi layu, akar membusuk, dan daun
menguning serta sobek. Cara mencegah atau memberantas penyakit jamur adalah
dengan cara mengganti media tanam dengan yang baru, singkirkan tanaman yang
sudah terlanjur terkena jamur dan telah mati, dan lakukan penyemprotan secara
rutin menggunakan obat semprot jamur.
Secara
singkatnya, RSKwan bisa melakukan berdasarkan tahapan perawatan berikut ini:
1.
Pengecekan tandon air.
Pengecekan ini dilakukan setiap 2 atau 3 hari sekali. Akan tetapi, perlu
menyesuaikan dengan cuaca dan kondisi ya.
2.
Pemberian Larutan
Nutrisi. Nutrisi ini harus diberikan setiap hari untuk memacu pertumbuhan dan
produktivitas sayuran yang optimal. Nutrisi yang dimaksud adalah nutrisi A dan
B, dimana perbandingannya 1:1.
3.
Sanitasi lingkungan juga
amat penting diperhatikan. Mengapa? karena hal ini akan membantu tanaman
terhindar dari serangan hama dan penyakit
4.
Pengecekan hama pada tanaman. Agar kita dapat memastikan
kesehatan tanaman kita, kita harus memeriksa kebebasan tanaman dari hama. Penanggulangan hama dan penyakit dapat
dilakukan dengan cara menyemprotkan cairan pestisida dan fungisida secara
teratur. Sebaiknya RSK-wan menggunakan pestisida berbahan senyawa organik ya!
Penyemprotan ini dilakukan jika terjadi serangan hama.
5.
Tahapan terakhir adalah
memeriksa kondisi tanaman setiap hari. Supaya kamu bisa mendapatkan hasil yang
maksimal, kamu harus sering memeriksa kondisi tanaman setiap hari ya. Dengan
kamu tahu perkembangan tanaman setiap harinya, kamu bisa sigap nih jika
ditemukan infeksi hama atau penyakit pada tanaman
Selamat
mencoba!
Posting Komentar untuk "tips merawat sayuran hidroponik"